top of page

Bolehkah Anak dengan Imunodefisiensi Primer Mendapatkan Vaksinasi?

Updated: Aug 8, 2021


Salah satu kemajuan terbaik bidang sains dalam dua abad ini adalah penemuan vaksin. Banyak penyakit yang awalnya jadi epidemi, sulit disembuhkan, dan menular telah dapat dicegah kemunculannya oleh vaksin. Meskipun terbukti efektif, keputusan pemberian vaksin pada anak dengan imunodefisiensi primer (IDP) harus dilakukan dengan berbagai pertimbangan.


Perlu berhati-hati memberikan vaksin kepada anak dengan IDP. Pemberian vaksin tidak dapat dilakukan pada semua anak dengan IDP yang menderita penyakit tertentu. Anak dengan beberapa jenis IDP tertentu tidak dapat diberikan vaksin karena tubuhnya tidak dapat menghasilkan antibodi yang diharapkan membentuk kekebalan tubuh.


Vaksinasi Pada Anak dengan IDP


Vaksin adalah zat atau senyawa yang bertujuan untuk membentuk kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit infeksi. Vaksin dibuat menggunakan mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, atau kombinasi) yang dilemahkan atau dimatikan. Vaksin dapat memicu produksi antibodi atau kekebalan tubuh, sehingga dapat mencegah infeksi penyakit tertentu nantinya.


Namun, karena anak dengan gangguan IDP memiliki masalah pada sistem kekebalan tubuhnya, tubuh mereka tidak dapat menghasilkan antibodi yang diperlukan setelah divaksin. Bahkan, pada beberapa kasus, vaksin dapat menimbulkan penyakit infeksi untuk anak dengan IDP. Meskipun begitu, ada beberapa jenis IDP yang dapat diberikan vaksin seperti biasa. Hal tersebut bergantung pada kelainan sistem kekebalan tubuh yang dimilikinya.


Secara umum, kebanyakan pasien dengan IDP telah mendapat terapi pengganti imunoglobulin untuk menjaga kadar antibodi tubuh dan melindungi dari infeksi. Apabila telah menerima terapi pengganti tadi, tidak perlu lagi melakukan vaksinasi.


Namun, pemberian vaksinasi bisa dilakukan pada kondisi berikut:

  • Program imunisasi rutin pada anak.

  • Ketika terjadi infeksi karena bakteri atau influenza yang akan memperburuk kondisi pasien IDP.

  • Melakukan traveling.



Prinsip Umum Pemberian Vaksin Pada Anak dengan IDP


Secara umum, IDP dikelompokkan menjadi delapan kelompok jenis gangguan. Namun, apabila dilihat dari responsnya terhadap vaksin, IDP dibagi menjadi empat kelompok. Dari keempat kelompok tersebut, ada kelompok yang dapat diberikan vaksin, ada pula kelompok yang mesti menghindari pemberian vaksin.


a. Defisiensi sel B: Sel B adalah sel kekebalan yang bertugas menghasilkan antibodi, yang mematikan dan membantu sel fagosit untuk mengenali, memakan, dan membunuh mikroorganisme tadi.

- Hindari: Kelompok dengan defisiensi sel B harus menghindari vaksin yellow fever dan vaksin polio oral. vaksin mati dapat diberikan seperti pada anak sehat.


b. Defisiensi sel T: Sel T adalah sel kekebalan yang bertugas untuk mengatur sel kekebalan yang lain melalui produksi sitokin.

- Hindari: Semua jenis vaksin hidup, termasuk BCG, vaksin polio oral, dan rotavirus.


c. Gangguan fagosit: Sel fagosit adalah sel darah putih (seperti neutrofil dan makrofag) yang bertugas untuk mengenali, menelan, dan memangsa mikroorganisme yang masuk ke dalam tubuh.

- Hindari: Vaksin BCG dan vaksin salmonella hidup.


d. Defisiensi komplemen: Komplemen adalah protein di dalam darah yang bertugas untuk mengenali dan mematikan mikroorganisme.

- Hindari: Vaksin dapat diberikan seperti anak sehat. Beberapa ahli menganjurkan vaksinasi tambahan untuk haemophilus tipe B, penumokokus, dan meningokok.


Seperti yang telah diuraikan di atas, pemberian vaksin akan berbeda antara satu pasien IDP dengan yang lainnya. Karena itu, yang terbaik adalah selalu konsultasi dulu pada dokter spesialis sebelum melakukan vaksinasi.


Tidak lupa, kesadaran dari orang-orang yang berada di sekitar pasien IDP untuk menjaga kesehatan mereka. Bila pasien IDP tidak dapat diberikan vaksin, setidaknya lingkungan sekitar telah menerima vaksin untuk mencegah penularan penyakit pada pasien IDP.





Sumber:


(Foto: Freepik)


224 views0 comments
bottom of page